Thursday, December 13, 2007

Kamasan, Lukisan Klasik Sarat Filosofis


Perang Bharatayudha memang bukan perang sembarang tarung. Bahkan Arjuna yang dianggap ksatria terbaik oleh Drona, guru para Pandawa, harus melakukan tapa yoga sebelum berperang. Dalam pertapaan, ia digoda para bidadari. Namun ia akhirnya mampu melewati godaan makhluk-makhuk rupawan itu, dan para Pandawa memenangkan pertempuran akbar di Kurukshetra.

Kisah Arjuna yang tengah digoda bidadari ini, kerap diabadikan dalam lukisan kamasan. Kamasan sebenarnya adalah nama sebuah desa yang berada di Kabupaten Klungkung, Bali. Karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pelukis tradisional Bali, maka lukisan itu dikenal dengan nama lukisan kamasan.

Desa ini dikenal sebagai gudangnya seni lukis wayang klasik. Corak lukisan Bali klasik dalam lukisan kamasan sangat mudah dikenali. Warna dasarnya cokelat muda. Cokelat muda ini diambil dari batu gamping yang dicelup dalam air.

Untuk warna hitam pada setiap garis yang ditorehkan, pada zaman dulu digunakan jelaga. Namun saat ini, pelukis sudah menggunakan tinta lukis modern untuk mendapatkan torehan hitam. Sedangkan warna-warna lain, pelukis menggunakan cat air agar lukisan lebih semarak.

Selain unik karena coraknya yang klasik, keunikan lain dari lukisan ini adalah filosofi yang terkandung di dalamnya. Contohnya, pada lukisan Arjuna yang tengah digoda bidadari. Lukisan ini mengandung makna, jika seseorang ingin menuntut ilmu, maka harus sungguh-sungguh dan tahan godaan.

“Biasanya lukisan kamasan bercerita tentang masalah kehidupan dan catur asrama, yaitu empat perjalanan kehidupan yang harus dilalui dalam ajaran Hindu,” kata Wayan Sukarta, seorang pelukis kamasan.

Dalam ajaran Hindu, catur asrama adalah Brahmacari Asrama, Grhasta Asrama, Wanaprastha Asrama dan Sanyasin Asrama (bhiksuka). Brahmacari Asrama adalah masa menuntut ilmu. Grhasta Asrama adalah tahap berumahtangga.

Wanaprastha Asrama adalah kewajiban untuk menjauhkan diri dari nafsu dunia dan mengabdikan pada pengamalan ajaran Dharma. Dan Sanyasin Asrama (bhiksuka) adalah melepaskan diri pada nafsu dunia, di mana seluruh sisa hidup hanya diserahkan kepada Sang Pencipta untuk mencapai Moksa.Selain menggambarkan kehidupan sehari-hari, lukisan ini juga menggambar ramalan kehidupan seseorang berdasarkan hari lahir. “Ini seperti primbon di orang Jawa,” jelas Wayan.

Saya yang lahir pada hari Rabu, tergelitik untuk bertanya tentang ramalan hidup saya.Menurut Wayan, orang yang lahir pada hari Rabu, berada di bawah lindungan Dewa Indra. Dalam kisah Mahabharata, Arjuna dikisahkan sebagai penjelmaan dari Dewa Indra.

Dalam kepercayaan Hindu, Dewa Indra diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuk Dewa Indra sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ia mewariskan kemampuan memanah pada Arjuna. Kemampuan Arjuna inilah yang membuatnya menjadi tumpuan para Pandawa untuk memenangkan perang Bharatayudha melawan Kurawa.
”Dari segi sifat, orang yang berada di bawah naungan Dewa Indra adalah orang yang tenang dan tidak mempedulikan omongan orang lain. Ia memiliki sifat seperti api. Meskipun tenang, jika disakiti akan meledak,” jelas Wayan.
Saat ini, corak lukisan klasik ini tidak hanya dijual dalam bentuk lukisan. Ada juga lukisan bermedia topi caping dan peralatan lain yang berfungsi sebagai pajangan. Harga lukisan pun tidak dipatok terlalu tinggi. Untuk yang berukuran 2x1 meter, biasanya dijual seharga Rp 750 ribu untuk orang asing. “Untuk orang Indonesia, harga bisa setengah dari harga orang asing,” katanya.

Tidak terlalu mahal, bukan? Selain sebagai fungsi dekorasi, Anda juga bisa meramal diri sendiri atau sifat orang lain menurut kelahirannya. Dewa apakah yang menaungi Anda? Apa sifat yang dititiskan Sang Dewa kepada Anda?

Tussie Ayu Riekasapti


(Jurnal Nasional, 13 Desember 2007)

2 comments:

Anonymous said...

mbak Tussie, kenalkan saya Liana... minta tolong dong mbak informasi alamat jelas dimana saya bisa membeli lukisan kamasan tersebut... atau mungkin ada contact no yang saya bisa hubungi... Klungkung kan luas... Saya mau ke Bali untuk liburan. Siapa tau bisa beli lukisan buat oleh oleh. makasih sebelumnya ya mbak...

Please email to lianaffan@yahoo.com

Tussie Ayu said...

di hampir seluruh Bali, lukisan kamasan banyak ditemui kok...hampir di setiap pasar seni ada...aku pernah nemuin di Bali Collection (dalam kompleks Nusa Dua) dan di Pura Besakih juga ada...tapi daripada ke Pura Besakih yang jauh, mending beli di Bali Collection aja...emang harganya agak mahal dikit siy klo beli di situ...