Thursday, April 02, 2009

Berlin, I'm Comin!

Ini adalah hari yang bersejarah. Saya sudah menunggu hari ini sejak dua bulan lalu, ketika saya diwawancara di Kedutaan German untuk beasiswa journalism short course dari International Institute of Journalism di Berlin, German. Program yang saya bidik kali ini adalah Multimedia and Online Journalism.

Tahun lalu, saya pernah mencoba beasiswa ini, tapi program yang berbeda. Tahun lalu saya melamar untuk program Summer Academy, dan tidak diterima. Saya membandingkan habis-habisan kekurangan saya dibandingkan aplikasi yang diajukan Priska, teman saya yang berangkat ke Berlin tahun lalu. Ternyata memang application letter saya jauh lebih jelek dari Priska. Pantas saja tahun lalu Priska yang diterima.

Kalau boleh berkilah, tahun lalu saya hampir tidak punya banyak waktu untuk merapikan application letter. Bahkan seminggu sebelum batas waktu application letter dikirimkan, saya harus bertugas ke luar kota. Akhirnya application letter dan semua berkas baru dikirimkan pada hari terakhir deadline yang diberikan. Itu pun isinya centang prenang.

Tahun ini, saya sudah belajar banyak. Lebih dari satu bulan sebelum deadline penyerahan aplikasi, saya sudah mempersiapkan surat-surat dan persyaratan yang dibutuhkan. Beberapa translator saya kerahkan buat merevisi bahasa Inggris tulis saya yang pas-pasan, yaitu RJ, Reka dan Miss Yayah, guru bahasa Inggris di LIA (thank you so much, guys!). Begitu juga dengan rekomendation letter dari Meta dan Priska yang saya contek. Hehe..makasih yah semuanya.

Dan pagi ini, saya tau, akan ada satu buah email di sela-sela surat masuk lainnya. Itu adalah email yang istimewa. Jantung saya mau copot ketika membacanya. Judul email itu hanya satu kata “acceptance”. Apakah ini artinya saya diterima?

Tahun lalu, ketika saya ditolak, bukan itu judul yang dibubuhkan pada email. Jadi ini pasti berarti saya diterima! Untunglah internet kantor hari ini sedang bersahabat, jadi email itu langsung terbuka dan ternyata saya memang diterima!

Hal pertama yang terpikir saat itu adalah: Tuhan baik sekali pada saya. Padahal pagi ini saya tidak sholat subuh karena kesiangan bangun. Akhir-akhir ini saya juga suka malas berdoa. Biasanya sehabis sholat, saya akan berdoa lama. Membacakan serentetan panjang permintaan saya pada Tuhan. Tapi ketika saya sedang malas berdoa sekalipun, Tuhan tidak pernah meninggalkan saya.